Jalan ini begitu panjang dan berat bagiku, tekanan akan sebuah hasil yang tak terlihat, dan sedikit kritik bedas juga gunjingan tanpa henti dari mulut pembanding yang menyakitkan hati, mereka terlihat lebih kejam dari seorang hakim yang membawa palu vonis pada terdakwa, memutahkan kesalahan pada narapidana, lalu tanpa dosa memutuskan perkara. dari sudut yang berbeda seorang anak manusia menjadi korban atas busa mululut yang berbisa berbicara tanpa jeda, membawa berita tanpa ada fakta, mengobral cerita di tengah-tengah manusia lainnya, merekla saling menghakimi pada satu insan yang nista. deretan luka yang di derita tak di sembukan oleh cerita, hilangnya kepercayaan bagaikan duri dalam daging, terus terasa sampai akhir hayatnya.
gunjingan mereka ibarat air garam yang di taburkan di atas luka, sadarkah mereka dengan yang di lakukan, sungguh hina kah yang di bicarakan , sampai hati kah mereka membunuh jiwa yang sengsara, menambahkan derita dengan cerita tanpa jeda. seolah bodoh aku menerima dan berharap waktu akan menjawabnya, menampar keras para pembicara dan menunjukan sebuah fakta bahwa aku lebih mulya, jangan salhkan aku berjaya karena hinaan dan cacian yang mereka berikan, semua itu kuanggap sebagai pelecut semangat bagi jiwanku, pengobar semangat untyuk terus bejuang, dan penguatku adalah cita-cita, satu hal yang aku tau, takan ada yang suia-sia daru usaha dan doa, hanya waktu yang akan menjadikannya nyata, kapan waktu itu tiba biarlah tuhan yamng menhjawabnya, aku hanya berusaha sebatas apa yang aku mampu.
aku biarkan semuanya membenci dan menjauh dariku, seolah hina diriku di mata mereka, aku di pandang sebagai manusia gagal yang tak berguna, padahal ini belum usai, mereka jauh meninggalkanku, memberi luka yang begitu dalam, seolah tanpa dosa mereka tak berkata, tapi aku akan tertus berusaha sampai akhirnya aku tau sebatas mana aku mampu berlari, dan sebatas mana aku mampu mertahan, bukan kesombongan tapi ini sebuah penguatan dan keyakinan, bahwa takan ada yang sia-sia untuk terus berusaha.
Dunia bukan hanya milik kita, banyak telinga yang siap mendengarkan mulut berbicara, tapi hati terkadang di biarkan mati tanpa nurani lagi. mereka menari dan bangga menjadi seorng hakim tanpa melihat usaha dari orang yang mereka hakimi, tanpa dosa mereka membuat cerita, tanpa cela mereka menghiasi obrolan dengan fitnah dan keburukan itu. aku bersabar aku selalu sabar sampai nanti waktuku tiba, sampai nanti tuhan menjawab atas apa yang aku usahakn dan yang terbaik selalu berjalan dia atas yng baik, dan selalu ada batu untuk memuat jalan itu kuat dan halus, tapi jika aspal itu di tuang maka krikil itu menjadi hilang ulehnya. tunggulah waktunya tuhan akan menjawab doaku dan usahku takan pernah menjadi sia-sia karena clotehmu, aku percaya tuhanku lebih mengetahui apa yang ada dalam hidupku, dan aku percaya rencananya selalu lebih indah dan baik bagiku.
No comments:
Post a Comment