Thursday 15 September 2016

DENDAM DIAM

Sejauh apa kamu bisa berlari terus- menerus mengelabuhi hati, jika senyum itu tulus adanya maka ajar kan aku menjadi dirimu, jika tawa itu benar disana maka ajarkan aku menjadi dirimu, dan jika benar bahagiamu berada jauh dariku maka ajarkan aku menjadi diriku yang dulu, agar tak lagi akau merasa sepi di pelukan mimpi, dan merasa sendiri di riuhnya hari.
Jika salam yang kau berikan adalah duka buat diriku maka aku akan menjadikannya hiasan berarti dalam hatiku, mengingatmu seperti duri yang berada di kakiku, semakin akau berjalan semakin dalam kau menusukku, jika saja benar tawamu adalah jauhku maka akan ku lakukan walau ku tau itu sangat menyakitkanku, asal kau bahagia bersama orang ketiga, namu jangan kau beranggapan ini adalah sebuah kekalahan aku hanya merasa sakit jika kau terus menatap senyum palsumu, dan dengan mulut manismu kau usapkan luka terburuk dalam hidup ini, sampai akhirnya kau sendiri akan mengerti seperti apa susahnya menjadi diriku ini.
saat mereka tertawa karena kita tak lagi bersama dan kau seolah-olah bahagia dengan petaka yang terjadi di antara kita, saat itu aku hanya bisa menjadi manusia hina yang jauh dari kata sempurna, lalu dengan bangga kau menaburkan deretan luka diatas kata setia, dan dengan mudahnya kau undang orang ketiga sebagai kata kau tak lagi bahagia bersama.
Jika saja ukuran sebuah bahagiamu adalah menyakiti apa kau tak takut jika itu terjadi padamu kelak, jika bahagiamu hanyalah sebatas menghianati apa kau tak sakit jika menjadi pihak yang di hianati, dan di tinggal pergi bagai sampah yang tak berarti lagi.
mungkin benar bahagiamu berada di sisi ujung yang kau lihat tapi sakit yang kau beri harus kau bayar suatu hari nanti, dengan tangis dan sesal tanpa ujung, jika kau tetap bisa bahagia bersamanya maka akan datng saatnya orang ketiga yang merusak bahagiamu lebih dari apa yang kau lakukan padaku, itu bukan doaku juga harapku.
ingatlah wajah yang penuh dendam dan kemarahan ini, api yang kau sulut telah menjalar keseluruh diriku, dan apa yang kau mainkan akan menjadi luka yang lebih dari apa yang kau tanam sekarang. Sampai tangisan darahpun takan pernah kulupa apa yang kau lakukan padaku, dan ingatlah tuhan tak pernah tidur, tak juga tuli, maka nikmati bahagiamu selagi mampu sebelum istana bahagiamu menjadi duri tajam yang siap menhujammu.
barisan kat-kata ini adalah sebuah kebencian dan juga sebuah kekecewaan jika kau mengerti ini mulailah berfikir dan nikmatilah permadanimu selagi masih ada waktu untukmu berbahagia, karena saat tiba waktunya nanti takan ada lgi senyum atau bahagia bersamamu secuilpun aku tak pernah iklaskan dirimu.

ENTAH APA ENTAH SIAPA

Terkadang kita cukup bahagia dengan hal sederhana yang kita punya, sampai akhirnya datang pembanding yang mengusik diri kita, ya orang ketiga, ke empat atau seterusnya, lalu kita lebih banyak mendengar mereka daripada apa yang kita yaqini sebagai sebuah kebahagiaan, dengan lantang kita lari dan berharap kebahagiaan yang lebih, lalu sampai satu titik kau akan sadar bahwa berjuang tak sebercanda itu, tak seperti lidah yang mudah untuk berucap, atau tulang bengkok yang tak mampu lurus.
Kita selalu punya pilihan untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan diri kita, tapi jangan lupa pada siapa kau akan merasa lebih nyaman, dan buatlah dia yang telah menyamankan mu lebih nyaman di sampingmu, karena hubungan tak semudah itu, terkadang yang kita butuhkan adalah sendiri dan diam dalam renungan hati bukan mendengar dengan telinga kiri, lalu kau mengambil perbandingan dengan kebahagiaan orang lain, hidup tak semudah itu, bener kita perlu mencari kebahagiaan tapi ada kalanya badai cobaan datang menghampiri untuk sekedar menyapa, sebarapa kuat kita menjaga, bukan seberapa hebat kita berlari dan meninggalkan pasangan yang tengah tertati-tati.
Mulailah belajar dewasa untuk berjuang jangan bermain, api yang kecil mungkin terasa menyenangkan tapi angin yang besar akan membuatmu terbakar, bukan hanya kau yang menyesal tapi semua orang pun akan ikut di dalamnya, sampai titik itu kau akan tau bahwa hidup itu perlu sebuah kekuatan, jika kau merasa jauh dengan nya maka cobalah bersikap lebih lembut dan meyaqinkannya bukan pergi dengan yang lain, luka takan sembuh hanya karena kau membasuhnya dengan air garam, luka yang dalam akan terus membekas sampai kapanpun, mungkin saat ini kau merasa di atas karena banyak yang menginginkanmu, tapi suatu saat kau akan tau seperti apa rasanya jatuh di kubangan lupmpur yang busuk, sampai tak satupun seseorang yang mau menjamahmu.
Sekali lagi jangan kau menabur kebencian, mengajari kebencian hanya melahirkan dendam, dalam dendam hanya akan menambah luka yang dalam, bisa saja kau tertawa saat melihat dia terluka, dan merasa menang karena telah membuatnya sengsara, tapi inget waktu terus berputar dan waktu lebih cepat akan memberimu pelajaran berharga, sekarang kau tertawa tapi tidak untuk esok hari, itulah fitrah manusia, kadang kita hanya merasa kitalah yang berkuasa, tak semudah itu dalam mengambil sebuah keputusan.
Kadang kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan tanpa sadar kita telah membuat kekacauan, mengukur semuanya dengan sebuah kemenangan, lalu kita merasa bangga karena orang yang kita hancurkan tanpa melawan, hidup tak sesederhana itu kawan, hari ini kau merasa jadi ratu atau raja, esok belum tentu, menghancurkan barang lama dan membuat barang baru yang kau anggap lebih berwarna, lalu kau suka karena perbandingan itu, bersiaplah menyesal seumur hidup.mungkisn saat ini kau merasa puas dan bangga memiliki nya tapi suatu saat kau akan merasa lebih hina dengan apa yang kau lakukan sekarang, mungkin saat ini kau tertawa bak menonton drama namun suatu hari kau akan ingat dengan hal ini dan tangismu tiada henti.