Sunday, 12 June 2016
IF YOU LISTEN TO ME
Rindu itu mungkin telah beku di hantam waktu atau membatu seperti terumbu yang bertumpuk di padang lamun, suara rendah dan indah dalam alunan nada dan pandangan riuh menyentuh qalbu, seolah lupa dengan siapa kita berda karena hati tak lagi bercahaya.
Dunia terkadang seperti surga, indah dalam lautan tanpa batas beralas deretan sair tanpa makna, seruan jiwa jiwa seperti musik tak ternilai, penuh makna namun hilang di telan oleh bisingnya keinginan pribadi, lupakah kita dengan mereka yang rindu kata bahagia, lupakah kita dengan mereka yang berjalan di atas gersangnya dunia.
Selongsong peluru yang tak bertuan menyasar tanpa arah, mata terpejam jerit mortil yang menggema melebihi tangisan bayi, dosakah mereka berada dalam damai, kenapa mereka seperti terkekang oleh tuan yang haus akan kekuasaan, mengatas namakan tuhan dan keyakinan, berjalan tegap di atas padang yang tak bertuan, tangisan dan jeritan hanyalah nyayian penikmat perjuangan.
Si kaya dan penguasa berjalan demi langkah yang aman, melihat tanah penuh darah para pesakitan, mereka bukan lagi pejuang, mereka bahkan tak melawan, diam dalam ketakutan dan mulai hilang dalam gelapnya malam. Mereka hanya berjuang untuk hidup bukan mencari kemegahan, kenapa mereka terlihat berdosa jika tetap ada, miskin bukanlah kemauan tapi takdirlah yang memberikan, sadarlah penguasa mereka butuh sebuah pelukan keamanan.
Merah darah yang terus mengalir membuat dunia tuli untuk mendengar dan buta untuk melihat, anak yang seharusnya berjalan di gandebng orang tua kini harus menangis berjalan di ratapan misil, lalu dengan apa mereka akan menjadi dewasa, tak layakkah mereka berada di dunia ini?
Kalian bukan tuhan yang bisa memberikan hukuman, ataupun malaikat yang berhak untuk mencabut paksa keluar jiwa-jiwa yang tak berdosa, sadarlah penguasa, untuk membangun duniamu kau tumpukkan tangis dan derita mereka, mereka hanya ingin hidup, mereka hanya ingin damai.
Dunia bukan hukuman tapi kau buat semuanya seperti neraka, pantaskah kau terlahir sebagai tuan? lalu kenapa kau di agung kan hanya untuk memberi sebuah penderitaan?
Jika saja kau berada di antara mereka, menangis dan mengais yang kau bisa, mungkinkah kau akan menjadi manusia yang kuat untuk terus bediri diatas dunia ini?
Sadarlah tuan mereka hanya rindu keda,maian, hidup berdampingan dan layak untuk terus bertahan sebagai manusia yang di sejajarkan, sadarlah tuan.
Lihatlah mereka sekali saja untuk menatap sebuah wajah yang terlupa karena ulahmu tuan, lihatlah wajah kecil memelas ingin tidur di pelukan ibunya dengan iringan doa, bukan dentingan senjata dan jerit putus asa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment