Embun.....

Tujuh tahun lalu aku berjalan tegak, serasa menjadi manusia dengan segudang harapan, dengan mimpi yang cemerlang, menatap lurus bagaikan panglima perang, tujuh tahun lalu aq hadir sebagai seorang penuh pujian, datang dengan segenggam kemampuan dan secuil harapan serta sejuta keyaqinan, ini jalan ku ini langkahku.
Setelah tujuh tahun berlalu aq sadar ini mulai sulit ini mulai pelik, tekanan dan harapan itu mulai menyudutkanku dan mulai menghujamku, aq mulai menjadi seorang yg penakut, dan mulai tak mengenal matahari, aq berjalan di gelap malam lalu bersembunyi di riuhnya pagi, hari ini mungkin aq mulai menyadari bahwa dunia ini tak sesederhana itu dunia ini luas kita taakn mampu berjalan sendiri.
"kamar ini tak cukup mengerti deritamu dia hanya memeluk mu bukan mengobati atau memberi solusi" hati kecil ku mulai berontak dan berteriak, tapi otak ku mulai terasa mati apalagi jika telingaku mendfengar kata "SKRIPSI" otak ku terasa mati rasa, lalu hatiku bertanya" APA KAU INGIN JADI SARJANA? ADAKAH SARJANA TANPA WISUDA? LALU BAGAI MANA JIKA SKRIPSIMU BERHENTI KAMU MAU MEMAKAI TOGA?"
kata-kata dari tanya itu mungkin membuatku sakit, tapi aq tau penawar luka ku ada di sana, penawar sebuah derita dari krisis kepercayaan orang tuaku dan mereka yg selalu menanyakan, "kapan wisuda?" hanya ada di sana, yah, kata:SARJANA. aku ingin sekali menampar pertanyaan mereka dengan sebuah toga yg terpakai di kepalaku, tapi aku belum mampu aku belum bisa, saat itulah aku merasa bahwa hidupku sangat kacau dimana aku seorang mahasiswa tua hampir terlempar dari universitas dengan predikat D.O.
apa yang bisa aku banggakan sekarang? apa yang bisa aku lakukan sekarang?
hal terburuk dalam hidup ini, hal terberat dalah hidup ini ketika kita telah kehilangan kepercayaan dari mereka orang-orang yang kita cintai, perlahan namun pasti suara mereka terasa jauh, sebuah harga mahal yang harus ku tempuh bahkan sebuah jalan yang sangat jauh untuk ku lalui, aq berdiri sendiri melewati ini, aku terlelap dalam persimpangan, terperangkap dalam zona nyaman sampai-sampai aku takut untuk melangkah aku takut untuk berjalan, percaya diriku mulai hilang, aku mulai menghindar dari teman-teman dan keluarga, aku mulai mengecil di hadapan mereka, ya akulah mahasiswa terpenjara dalam zona nyaman, akulah mahasiswa yang terperangkap dalam kamar gelap berukuran senyap.
jika nanti aku telah berhenti menjadi mahasiswa akan aku kabari betapa beratnya semua ini aku raih, inilah mimpi yang menguras keringat di otakku, merubahnya menjadi air mata bahagia, yang merelakan kehilangan hanya untuk sebuah kata pengakuan mereka, akan aku ceritakan ini sebagai pelajaran bukan kenikmatan yang kau lihat lalu kau lupakan, tujuh tahun lalu aku berjalan masuk digerbang MAHASISWA dan sekarang aku masih berjuang semoga jalan keluar menuju pintu SARJANA. Ini lah mimpi ku ketika tak lagi terlelap, inilah mimpiku saat aku terjaga, mengejar sebuah cahaya dari pengakuan dan kepercayaan, sebuah tangis dan pengorbanan, sebuah harapan dan doa yang tak terucap, sebuah amarah dan tanya yang belum sepat terjawab, WISUDA, dan harga dari mahkota yang hanya bisa aku pandang TOGA.
Semoga ini terjawab secepatnya.....
Aminnn......!!!!!
No comments:
Post a Comment