Saturday, 20 February 2016

INGAT KAMI..............

wahai anak perempuanku, kamu kini pandai bersolek dan berdandan, memanjakan badan dan mulai mengenal laki-laki selain aku, dan suatu saat kamu pun pasti pergi keluar dari rumahku bersamanya. wahai anak perempuanku, ingatlah bata tubuh tua ini yang nanti akan di panggil opa oleh anakmu, dan mulai tua sampai aq hanya bisa memandang potretmu dan mengenang bersama ibumu di sini.
wahai anak perempuanku, ingatlah untuk sering ,mengajak cucuku kelak tuk berkunjung menjenguk ku, lihatlah kulit keriput ku yang menua ini, coretan dan guratan pelambang usiaku, ingatlah anakku sabarlah mengahdapiku kelak, jngan marah karena pikunku atau sifatku yang kembali seperti anakmu.
wahai anak perempuanku yang kini telah menjadi dewasa, taukah kamu bahwa aku sangat takut melepasmu disana, takut jika mutiara yang aku besarkan tergores oleh kerasnya kehidupan, atau tergelincir di curanmnya kebutuhan, wahai anak ku, ayahmu bukanlah malaikat sempurna, tapi ayahmu ini adalah laki-laki yang selalu setia menemani, sekuat tenaga membesarkan dan berusaha membuatmu bahagia.
wahai anak perempuanku, jika nanti ada laki-laki lain di sampingmu katakan padanya bahwa aku lah laki-laki yang siap menukar nyawa demi melihatnya seperti sekarang ini, dan katakan padanya betapa cemburunya aku karena dia bisa membawamu keluar dari rumahku, dan kau lebih memilih tinggal bersamanya, wahai anak ku katakan pada laki-laki itu jangan sampai dia menyakitimu, katakan padanya jika dia mau membawamu dia harus mencintai mu lebih dari diriku, dan berjanjilah untuk setia menemanimu seperti aku menemani mu sampai saat ini, katakan pada nya sabarlah seperti sabarku terhadapmu.
wahai anak perempuanku, lihatlah ibumu yang setia mendengarkan ceritamu dulu, kini dia mulai tersenyum melihat potretmu, sesekali di matanya mengisyaratkan rindu dan takut kehilanganmu,dialah wanita yang rela mengorbankan separtuh malamnya untuk menjagamu, dialah wanita yang ikhlas membawa mu selama 9bulan lamanya, dan dai orang yang rela memelukmu dan mengusap luka di tubuhmu tanpa rasa pamrih, lihatlah dirinya anakku.
wahai anak perempuanku yang ku cintai, janganlah kau lupakan kami saat kau melangkah pergi bersama peria idamanmu untuk membangun keluargamu, ingatlah pintu yang selama ini kau lewati dan ingatlah kami orang yang selalu menerimamu tanpa l=melihat siapa dirimu, wahai anak perempuanku katakan pada suamimu, terimaksih kami padanya karena dia rela menjagamu disana , dan katakan padanya jangan lupa bawa cucuku untuk bermain di tamanku, agar tetap kami bisa menatap mu, wahai anak perempuanku kami taakan cemburu jika dia bisa membahagiakanmu dan keluargamu tapi katakanlah padanya untuk mau menjagamu dan sabar mengadapimu beserta keluargamu, doa kami selalu bersama kalian, wahai keluarga anak perempuanku.

No comments:

Post a Comment