Derita mahasiswa semester tua, jarang kenal ama adek
tingkat, terlihat bodoh karena ga lulus-lulus tambah lagi kalau ketemu dosen
seperti maling ketauan, di anggap perusak akreditasi dan merasa minder kalau
mau kenalan ama orang lain, takut di tanya semester dan juga kapan wisuda.
Itulah jalan hidup saya, apa lagi kalau waktu pulang sangat
luar biasa banyak hujaman kata dan sering kita tak berdaya, kapan wisuda, lama
amat, kenapa bego apa maen-maen aja,?
Mereka ga tau seperti apa kita berjuang untuk wisuda dan
seperti apa kita harus bertahan di atas badai cerca dan riuhnya gunjingan di
telinga, apalagi jika sampai bertemu dengan adek tingkat yang jauh di bawah
kita dan dia membawa seonggok kertas yang telah di jilid cover emas, rasanya
septi menjadi manusia terbodoh di dunia.
Ga malu kalau kaya gitu, hay bro fikir sekali lagi
pertanyaan ente, kami para mahasiswa abadi yang harus menanggalkan rasa malu
untuk mencapai cita-cita kami, kami harus bisa bertahan dalam tekanan orang
tua, masyarakat, saudara dan teman-teman, kami teruji jika kami mampu
melewatiini, kami terbiasa dengan tekanan, dan kami menjadi manusia yang berani
menerima kesalahan dan siap memperbaiki.
Jika saja kami berhenti apa gunjingan kalian akan berhenti,
tidak tentunya kalian akan lebih menertawakan kami dan dengan lantang kalian
berucap manusia gagal, kami boleh telat tapi kami ga mau gagal, kami boleh
terhina tapi kami bisa mengatasinya, karena kami manusia terpilih yang harus
siap dengan keadaan ini, dan kami siap untuk terus berjalan tanpa lagi melihat
kalian.
Bagi kami para senior yang telah habis masa aktif dan
berujung di masa tenggang, seperti berjalan di atas duri yang tajam tapi kami
terlatih untuk tersakiti, dan nasib kami nanti siapa yang akan tau, jadi
seperti apa kami dan bagaimana kami nantinya.
Kalian hanya bisa menjudge kami sebagai manusia bodah, tapi
apa yang akan kalian katakan jika kami berhenti sampai disini, apa kalian akan
diam dan turut bersedih, apa sedih dan diam kalian membuat kami merasa bahagia?
Apa kalian berfikir dan bertanya tentang masalah kami
disini, jika saja kalian berada pada posisi kami apa kalian yaqin tak
mengikatkan tali di leher atau pergi menghindar dari situasi ini, mampukah
kalian berada di posisi ini?
Jika saja kalian tau seperti apa perjuangan kami mungkin
kalian akan berfikir ulang untuk bertanya kepada kami di sini, dan mulai
memberi kami motivasi bukan sebuah hinaan dan cacian seperti ini.
Kami hanya butuh sebuah toleransi, bukan sebuah kebiri,
mungkin kami terlihat buruk karena terlalu lama berada di sini, tapi apakah
kalian pernah berfikir apa yang akan terjadi pada kami nanti, takdir telah
menanti jika ini sebuah kesalahan ijinkan kami memperbaiki dan jika ini adalah
sebuah takdir kami terima dengan iklas tapi hanya satu doa kami jangan tambah
kehinaan kami dengan gagal di ujian akhir kami.
Karena untuk mencapai ini kami telah relakan waktu, tenaga,
harta dan fikiran kami, sebuah ketotalan yang kami beri ini semoga berarti bagi
kami di suatu hari nanti.
HORMAT KAMI SENIOR ABADI
No comments:
Post a Comment