Daun yang jatuh takan menyalahkan angin yang datang, begitupun dengan hidup selalu ada konsekwensi dan juga resiko dari setiap apa yang kita lakukan bahkan jika kita tak melakukan apa-apapun hidup selalu memberi kejutan, hidup tak selamanya mulus ataupun semua yang kita lakukan indah untuk di jalani, tapi satu hal hidup selalu mengajarkan kita untuk berjuang, belajar dan iklas dalam menerima keputusan. banyak masalah yang di hadapi manusia walaupun itu sekedar untuk bertahan hidup, kalian yang terbiasa dengan kemewahan yang tak pernah merasakan teriknya sinar matahari dan dinginnya angin di kala malam, tentu menggap hidup adalah syurga, smua yang kalian inginkan dan mau bisa tercapai, tapi tidak semuanya seberuntung seperti kalian ada di sisi jalan gerombolan para pekerja yang hidup di kolong jembatan tidur beralaskan koran makan dari sisa-sisa restoran, mereka berjuang walau hanya untuk menghirup nafas dan menatap matahari di esok hari, mereka berjuang untuk terus bernafas dan terus menatap matahari.
Kadang kesombongan seseorang tak di perlihatkan, hanya saja mereka mengharapkan lebih dari apa yang ada di dunia ini, mereka lupa dengan apa yang di miliki dan apa yang telah tuhan beri pada mereka, sombong dan keangkuhan dari sebuah pembuktian, tanpa kata dan cerita mereka seolah-olah berlomba-lomba untuk menjadi orang yang paling di hadapan orang lain, paling kaya, paling sukses dan paling paling yang lainnya, sehimngga hilanglah rasa syukur dan amulailah angkuh dengan apa yang di miliki, seolah-olah semuanya bisa di beli dengan apa yang dia miliki, harta yang tak terhitung, dan kuasa yang seakan-akan menjadi durjana tanpa sadar berubah menjadi duri dalam daging bersemayam dan terus menginfeksi hati.
Ketika waktu datang dengan satu kecerobohannya mereka melakukan satu kesalahan dan hilang semua, mereka mulai berfikir dan berfikir tentang apa yang telah terjadi, kemaren mereka bisa dengan duduk sampai kemanapun tempat yang dia tuju, kemarin mereka bisa dengan mudah menekan tombol untuk memanggil pelayan, lalu semuanya berubah, kini berada dalam ruang sempit yang pengap, berjalan hanya untuk mendapatkan apa yang di sebut makan, dan berebut untuk mendapatkan sepeser rezeki, mulailah dia menyadari betapa keras hidup ini, betapa angkuh hidupnya dulu dan betapa rakusnya dia dulu, hanya mementingkan gengsi, harkat, martabat dan juga wibawa, mereka melupakan saudara sesama manusia yang ada di sekitarnya.
Hidup ini seperti roda yang terus berputar, seperti matahari tanpa henti pagi datang sore hilang, di ganti malam dan di temani rembulan bersama bintang, ini sebuah pembelajaran di mana kita harus lebih waspada dan mulailah merasa bahwa hidup ini hanyalah seperti daun yang menempel di dahan, kadang tak perlu menunggu tua untuk jatuh, atau pun atak perlu menunggu angin yang kencang untuk mengoyaknya, semuanya telah di gariskan, takdir bukanlah untuk di lawan ataupun di salahkan tapi untuk di jalani tapi nasib dalam hidupmu harus kau perjuangkan, karena seberapa hebat kau melawan takdir itu akan sia-sia, tapi nasib yang kau jalani perlu kau hadapi dan terus kau ubah kearah yang lebih baik lagi, karena hidup tak selalu ramah tapi hidup butuh sebuah keberanian untuk memilih dan siap untuk jatuh dan bangun untuk sebuah pilihan yang kita jalani. mulailah belajar pada diri sendiri takan ada yang sia-sia selagi kau mau mencoba dan menjaga mulailah perduli dengan sesama karena bukan tidak mungkin apa yang kau miliki sekarang dan itu terlihat tak berguna lebih di harapkan oleh mereka.
No comments:
Post a Comment